Minggu, 12 Desember 2010

Keadilan itu milik siapa sih ?

keadilanSepertinya belakangan ini semakin susah untuk mendapatkan keadilan yang notabene adalah hak setiap warga negara tanpa terkecuali.
Namun kelihatanya keadilan hanyalah milik yang punya kekuasaan dan kekuatan (uang) dan bagi kami yang kecil hanya bisa pasrah walaupun seringkali harus mendekam di balik jeruji besi tanpa bisa berbuat lebih jauh.
Hal ini seperti dialami oleh Nenek Minah yang yang harus rela diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan hanya karena tiga buah biji kakao.
Tak berapa lama kita juga disuguhi berita memelas dari Kholil (51) dan Basar (40) warga Lingkungan Bujel, Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto yang harus rela menjadi pesakitan di pengadilan karena mencuri 1 buah semangka dan terancam hukuman lima tahun penjara.
Belum lagi apa yang terjadi minggu kemaren dimana Seorang peneliti sejarah Universitas Indonesia dianiaya lima polisi di Depok, Jawa Barat, Ahad (6/12). Ironisnya, korban yang diketahui bernama JJ Rizal ini adalah korban salah tangkap. Rizal tidak terima meski Kepala Kepolisian Resor Depok telah meminta maaf. Ia pun melaporkan kasus penganiayaan dirinya ke Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya. Kasus yang menimpa Rizal bukanlah yang pertama. Seorang pemuda di Gorontalo juga dianiaya dengan cara dipukul oleh polisi. Bukan cuma itu, sang korban Kasman Noho juga dipaku tangannya saat diperiksa polisi. Akibatnya, Kasman pun harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat lantaran tubuhnya penuh luka bekas siksaan.
Dari dua kasus beruntun ini, wajar bila profesionalisme maupun kinerja polisi dipertanyakan. Kekerasan dan penyiksaan masih menjadi alat dalam menjalankan tugas. Ironisnya lagi, kekerasan ini selalu meminta korban orang kecil. Sementara untuk orang berdompet tebal, mendapat perlakuan berbeda. Sumber : http://berita.liputan6.com
Dan yang semakin memiris hati nurani kita adalah apa yang dialami oleh Ibu Prita, dimana beliau diharuskan membayar Rp. 204 juta karena kalah dalam putusan banding Pengadilan Negeri Tangerang.  Untunglah masih ada orang yang peduli dan bersedia meringkankan pederitaan beliau dengan menanggung 1/2 dari jumlah tersebut. Selain itu juga timbul inisiatif dari Ibu-ibu dan rakyat kecil lainya dengan menyumbangkan koin untuk Prita, yang dikumpulkan sedikit-demi sedikit oleh beberapa posko.
Memang jumlahnya mungkin tidak seberapa namun ini membuktikan adanya ketidak adilan dimana hanya rakyat kecil yang selalu menjadi korban.
Lalu sebenarnya Keadilan itu milik siapa?
Apakah kita harus menjadi penguasa dan punya kekuatan (uang) agar bisa memperoleh keadilan ?
Semoga apa yang terjadi dari kasus-kasus tersebut, membuka hati nurani para penegak hukum dan aparat keadilan, agar kami bisa memperoleh keadilan, karena kemana lagi kita harus mencari….

0 comments:

Posting Komentar